Rabu, 27 Februari 2013

Mencegah Jerawat Dengan Buah


Banyak cara dalam menghilangkan dan mencegah jerawat. Salah satunya adalah mencegah jerawat dengan buah. Dengan mengonsumsi buah-buahan yang segar dan kaya akan antioksidan hal ini dapat membantu Anda dalam menghilangkan dan mencegah timbulnya jerawat. Namun tidak semua buah dapat membantu mencegah jerawat.
Salah satu buah yang dapat membantu mencegah dan menghilangkan jerawat adalah apel. Membuat masker dari apel untuk menghilangkan jerawat adalah dengan cara berikut :
  • 1/2 buah apel
  • 1/2 buah jeruk lemon yang diperas airnya
  • Beberapa tangkai seledri.
Cara membuat masker : blender apel dan beberapa tangkai seledri, lalu tambahkan perasan jeruk air lemon. Oleskan masker tersebut pada jerawat. Diamkan hingga mengering. Lalu bilas bersih. Selederi bermanfaat untuk membantu mengurangi pembengkakan jerawat.
Perawatan untuk mengatasi bekas jerawat dapat dilakukan dengan cuka apel (apple cider vinegar) dapat digunakan untuk mengatasi jerawat lama. Karena kondisi kulit setiap orang berbeda, sebelum mencobanya ke wajah, coba dulu sedikit pada bagian leher untuk mengetahui reaksi kulit anda. Jika kulit anda tidak menunjukkan reaksi alergi, lakukan perawatan dengan cara berikut, celupkan kapas ke dalam cuka apel (apple cider vinegar), lalu oleskan ke wajah. Hindari daerah sekitar mata. Diamkan selama 30 menit. Bilas bersih dengan air dingin.
Selain mencegah jerawat dengan buah apel, bawang putih juga bisa mengatasi jerawat yang sedang memerah. Bawang putih mengandung belerang, minyak atsiri, kalsium, zat besi, fosfor, vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Bawang putih selain berkhasiat untuk mengatasu jerawat secara alamiah. Karena bawang putih mengandung anti bakteri yang dapat mencegah peradangan serta mengandung allysulfide yang merupakan antiseptik alamiah untuk mempercepat penyembuhan, mengeringkan jerawat dan mengurangi timbulnya bekas jerawat pada kulit

Cara Membuat Molen Pisang Coklat dan Keju





Cara Membuat Molen Pisang Coklat dan Keju

Pertama kita siapkan bahan-bahan untuk resepnya:
·    1 buah puff pastry square yang aku beli di super market tentunya
·    5-10 buah pisang raja dibelah-belah menjadi dua bagian
·    1 sendok makan mentega / butter
·    10 buah keju yang dipotong memanjang
·    1 kotak Coklat rice

Berikutnya kita lihat yuk, bahan olesannya
·    1 buah kuning telur
·    1 sendok teh susu dan madu

*Jangan Lupa  Campur semua bahan menjadi satu bagian

Tambahan Bahan:
Jika suka anda bisa menambah topping untuk molen anda:
Keju dengan merek apa aja yang tentunya sudah diparut

Sekarang mari kita lanjutkan ke bagian Cara Membuat Molen Pisang Coklat dan Keju nya
1. Pertama, kita panaskan mentega di kuali kemudian goreng pisang yang sudah dibelah-belah tadi hingga berwarna kecoklatan.
2. Kemudian ambil selembar puff pastry dan berikan isian pisang raja, jangan lupa potong keju serta coklatnya, kemudian lipat sampai berbentuk tertutup rata dan rapat.
3. Letakkan adonan tadi di dalam loyang yang sudah dioleskan margarin. Berikan jarak antara molen.
4. Oleskan bagian atas molen dengan bahan olesan yang sudah dipersiapkan kemudian beri taburan keju di atas permukaannya.
5. Panggang adonan di pre-heated oven dengan suhu kurang lebih 180 C selama kurang lebih 20 mnt.
6. Dinginkan dan kalau sudah bisa langsung di makan :D

Jumat, 08 Februari 2013

RESEP BIKIN PIZZA


Resep Cara Membuat Pizza - Resep Cara Membuat Pizza Nah ini dia postingan yang paling di Tunggu-tunggu Yah karena resep yang akan saya bagikan hari ini adalah Resep yang spesial banget, sangat sangat sepesial malah. Yakni Resep Cara Membuat Pizza. Tentu anda sudah tidak asing lagikan dengan makanan yang satu ini. Jika anda tinggal di kota tentunya anda sudah pernah mencicipi makanan yang luar biasa besar pemasaranya, namun jika anda tinggal di Desa-desa kecil yang tidak terjangkau oleh Pemasaran pizza ini, tentu anda mendengar pizza hanya dari Iklan Tv.
Nah jika anda ingin mencoba mencicipinya Salah satu solusinya adalah dengan membuatnya sendiri dengan mengikuti Resep yang akan kami berikan sebentar lagi, Jadi pantengin terus blogMenu Buka Puasa ini.

Resep Cara Membuat Pizza ini kami berikan sebagai salah satu Resep yang kami berikan untuk menerusakan Tradisi lama yakni posting setiap hari dengan resep-resep baru yang salah satunya yakni Resep Terong Goreng Tepung. Baiklah baiklah untuk yang tak sabar ingin segera mencoba membuat Pizza ini mari langsung saja kita lihat Bahan Bahan untuk membuat Pizza di Bawah ini.
Resep Cara Membuat Pizza

Resep Cara Membuat Pizza


Bahan Pizza :

  • 425 gram kentang, dikupas, diiris tebal 1/2 cm
  • 2 butir telur
  • 1/4 sendok teh garam
  • 1/8 sendok teh merica bubuk
  • 75 ml susu cair

Bahan saus Pizza :

  • 3 buah tomat
  • 300 ml air
  • 1/4 buah bawang bombay, dicincang halus
  • 100 gram daging giling
  • 3 1/2 sendok makan saus tomat
  • 1/2 sendok teh garam
  • 1/2 sendok teh gula pasir
  • 1/4 sendok teh merica bubuk
  • 1 sendok makan minyak untuk menumis

Bahan topping Pizza :

  • 1 buah cabai merah, dibuang biji, diiris miring
  • 1 buah cabai hijau, dibuang biji, diiris miring
  • 1/4 buah bawang bombay, dipotong kotak
  • 25 gram keju mozarella

Cara membuat Pizza :

  1. Saus : rebus tomat dan air sampai layu. buang biji. Haluskan bersama air rebusannya.
  2. Panaskan minyak. Tumis bawang bombay sampai harum . Tambahkan daging giling. Aduk sampai berubah warna.
  3. Masukkan tomat, saus tomat, garam, gula pasir, dan merica hitam bubuk. Aduk sampai kental.
  4. Tata kentang saling bertumpuk miring di loyang pizza diameter 20 cm yang dioles margarin. Sisihkan.
  5. Campur telur, garam, merica bubuk, dan susu cair sampai rata. tuang di atas kentang.
  6. Oven 30 menit dengan api bawah suhu 180 derajat Celcius sampai matang.
  7. Oles saus di atas kentang. Tabur topping.
  8. Oven lagi sampai keju meleleh dan kecokelatan.


Sekian Resep Cara Membuat Pizza ini kami berikan maka sudah seyogyanya anda Memperaktekanya dengan mengikuti Instruksi yang kami berikan di Atas, dan saya yakin jika anda mengikutinya makan hasil yang anda dapatkan juga akan memuasakan, Selamat Mencoba dan Semoga Berhasil.

Jumat, 01 Februari 2013

Faktor-faktor Penyebab Keberagaman Budaya


 
Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari 13 ribu pulau. Setiap suku bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang berbeda-beda, seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan, dan sebagainya.
Ciri keragaman kebudayaan lokal di Indonesia dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
1.   Keragaman suku bangsa
Dari ilmu antropologi diketahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan.
Antara tahun 3.000 – 500 SM Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang kemudian bercampur dengan penduduk indigenous/ pribumi dan indo-arian dari Asia Selatan.
Klasifikasi suku di Indonesia menurut Van Vollenhoven yang membagi Indonesia ke dalam 19 daerah suku bangsan, yaitu:

1)       Aceh
2)       Gayo-alas dan Batak
       Nias dan Batu
3)       Minangkabau
       Mentawai
4)       Sumatra Selatan
5)       Melayu
6)       Bangka dan Belitung
7)       Kalimantan
8)       Minahasa
Sangir-Talaud
9)       Gorontalo
10)    Toraja
11)    Sulawesi Selatan
12)    Ternate
13)    Ambon
Kepulauan Barat Daya
14)    Irian
15)    Timor
16)    Bali dan Lombok
17)    Jawa Tengah dan Jawa Timur
18)    Surakarta dan Yogyakarta
19)    Jawa Barat


2.   Keberagaman bahasa
Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys Keraf membagi rumpun bahasa ini ke dalam subrumpun:
1)       Bahasa-bahasa Austronesia Barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/ Melayu yang meliputi:
§  Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia Barat) yang meliputi: bahasa Minahasa, Aceh, gayo, Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima, Manggarai, Sumba, Sabu.
§  Bahasa-bahasa Indonesia Timur yang meliputi: bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan, Halmahera Selatan-Irian Barat.
2)       Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi:
§  Bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian)
Melanesia (dari bahasa Yunani "pulau hitam") adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia.

§  Bahasa-bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia)
3.   Keberagaman religi
Indonesia memiliki keberagaman agama atau kepercayaan. Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui secara resmi oleh negara yaitu: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu. Selain itu berkembang pula kepercayaan-kepercayaan lain di massyarakat.
4.   Keberagaman seni dan budaya
Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang beragam pula. Salah satu wujud itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa dan sebagainya.

Manfaat Keberagaman Budaya
Keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbedaharaan istilah dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di masing-masing daerah dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.

Masalah Akibat Keberagaman Budaya
Mengatur dan mengurus sejumlah orang yang sama ciri-ciri, kehendak, dan adat istiadatnya tentunya lebih mudah daripada mengurus sejumlah orang yang semuanya berbeda-beda mengenai hal-hal tersebut.
Gagasan yang menarik untuk diangkat mengatasi/ mengikis kesalahpahaman dan membangun benteng saling pengertian adalah dengan multikulturalisme dan sikap toleransi serta empati.
1)   Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Didalam multikulturalisme masyarakat diminta untuk melihat dan menyikapi perbedaan, multikulturalisme juga mengajak masyarakat untuk melihat keragaman budaya dalam kacamata kesederajatan maksudnya tidak ada budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain. Didalam multikulturalisme juga tidak boleh ada diskriminasi terhadap suatu komunitas suku bangsa tertentu karena hal itu akan menjadi benih perpecahan dan konflik. Semua suku bangsa harus diperlakukan sama dan dilibatkan dalam berbagai aspek kebangsaan baik sosial, politik, hukum, maupun pertahanan dan keamanan. Hanya dengan cara demikian seluruh potensi suku bangsa akan bahu-membahu membangun perdapan bangsanya yang lebih baik.
2)   Toleransi dan empati
Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok lain.
Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain.
Sikap toleran dan empati ini sangat penting ditumbuhkembangkan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia.
Cara pikir seperti ini akan membawa kita pada sikap dan tindakan untuk tidak memperuncing perbedaan, tetapi mencari nilai-nilai universal yang dapat mempersatukan.

Integrasi Nasional
Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat. Integrasi bisa terjadi secara horisontal dengan pihak yang sederajat, ataupun secara vertikal.
Pendapat para ahli mengenai integrasi nasional:
1.    Higgins
Memahami integrasi nasional dengan melihat proses penyatuan kelompok budaya dan sosial pada satu kesatuan wilayah dan identitas nasional.
2.    Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya.
3.    J. Soedjati Djiwandono
Cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan.
Faktor-faktor yang memengaruhi integrasi nasional:
1.    Homogenitas kelompok
Pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan mempercepat proses integrasi nasional.
2.    Mobilitas geografis
Faktor geografis memengaruhi efektifitas dan efesiensi komunikasi. Komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi nasional.
Kata kunci dalam mencapai integrasi nasional adalah dengan menjaga keselarasan antarbudaya.
Peranan pemerintah
1.    Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
2.    Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah.
3.    Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga negara.
Peranan masyarakat
1.    Meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
2.    Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada.

KEBERAGAMAN BUDAYA


STANDAR KOMPETENSI : Menganalisis unsur-unsur proses dinamika dan pewarisan budaya dalam rangka integrasi nasional 

KOMPETENSI DASAR :
1.1 Mengidentifikasi berbagai budaya lokal, pengaruh budaya asing dan hubungan antar budaya
1.2 Melakukan pengamatan tentang potensi keberagaman budaya yang ada di masyarakat setempat berkaitan dengan budaya nasional
1.3 Mengidentifikasi berbagai alternatif penyelesaian masalah akibat keberagaman budaya
1.4 Menunjukkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap keberagaman budaya
INDIKATOR :
o Mengidentifikasi budaya lokal yang terdapat di masyarakat
o Mendeskripsikan karakteristik (ciri-ciri) budaya nasional
o Mendeskripsikan hubungan antara budaya lokal dan budaya nasional
o Mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah (solusi) akibat adanya keberagaman budaya
o Memberikan contoh tentang berbagai alternatif penyelesaian (solusi) akibat adanya keberagaman budaya
o Mendeskripsikan peran sekolah, keluarga dan pemerintah dalam upaya memberikan alternatif penyelesaian masalah akibat keberagaman budaya
o Mendeskripsikan konsep toleransi dan empati sosial
o Memberikan contoh tentang perwujudan sikap toleransi dan empati sosial terhadap keberagaman budaya
o Mendemonstrasikan sikap toleransi dan empati sosial terhadap keberagaman budaya

A. ANTROPOLOGI
Untuk memahami kajian tentang manusia dan kebudayaan, kita akan mempelajari dahulu tentang ruang lingkup antropologi sebagai pengantar hal-hal yang berkaitan dan manusia dan kebudayaan.

1. SEJARAH ANTROPOLOGI
Menurut Koentjoroningrat, perkembangan antropologi adalah sebagai berikut:
Fase Pertama (abad 15- 17)
Dimulai dari akhir abad 15 awal abad 16 ketika orang – orang Eropa Barat menjelajah ke berbagai benua ( Afrika, Asia dan Amerika) serta mendatangi suku-suku bangsa yang ada di benua tersebut. Bersama penjelahan terkumpul kisah-kisah perjalanan, laporan dan semacam tulisan yang dijadikan sebagai bahan etnografi. Bahan etnografi tersebut menarik perhatian kalangan pelajar di Eropa Barat sejak abad 18 sehingga timbul usaha pertama dari kalangan ilmiah untuk mengintegrasikan bahan etnografi tersebut menjadi satu
Fase Kedua (pertengahan abad 19)
Fase ini merupakan fase upaya pengintegrasian bahan etnografi secara sungguh-sungguh. Hal ini berlangsung pada pertengahan abad ke 19. Semua tingkat dan bentuk masyarakat di luar bangsa Eropa dianggap sebagai tingkat primitif. Sekitar 1860 muncul karangan –karangan yang mengklasifikasikan aneka ragam kebudayaan berdasarkan tingkat evolusinya. Dalam fase kedua ini dapatlah dianggap etnografi berkembang menjadi ilmu antropologi dan masih bersifat akademis.
Fase Ketiga (awal abad 20)
Terjadi pada permulaan abad 20 dan antropologi mulai menjadi ilmu praktis yang bertujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku di luar Eropa untuk kepentingan pemerintah kolonial dan mendapatkan pengertian masyarakat masa kini yang kompleks.
Fase Keempat (setelah tahun 1930)
Sesudah tahun 1930 antropologi mengalami perkembangan luas menyangkut bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti dan ketajaman metode. Tahun 1951 60 orang tokoh ahli antropologi dari berbagai negara mengadakan simposium internasional antropologi yang bertujuan meninjau dan merumuskan pokok tujuan dan ruang lingkup ilmu antropologi sesuai dengan perkembangan jaman. Tujuan akademis antropologi yaitu mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, masyarakat, serta kebudayaannya. Secara praktis adalah mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.

2. PEMBAGIAN ANTROPOLOGI
Menurut Koentjoroningrat (1992: 1) pada dasarnya konsep dasar ilmu antropologi mencakup lima pokok permasalahan kajian mengenai manusia :
a. masalah sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis
b. masalah sejarah terjadinya aneka warna manusia berdasarkan ciri-ciri tubuh
c. masalah persebaran dan terjadinya keragaman bahasa yang diucapkan manusia
d. masalah perkembangan, persebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia
e. masalah dasar-dasar dan keberagaman kebudayaan dalam masyarakat dan suku-suku bangsa di seluruh dunia dewasa ini
Untuk memecahkan masalah tersebut secara garis besar antropologi dibagi menjadi 2 yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya.
Antropologi Fisik meliputi:
a. paleoantropologi yaitu ilmu yang mempelajari asal usul dan evolusi manusia melalui penelitian sisa-sisa tubuh yang membatu (fosil)
b. somatologi yaitu ilmu tentang keanekaragaman ras manusia, yaitu melalui ciri-ciri fenotip dan genotip. Ciri-ciri fenotip secara kualitas tampak pada warna kulit, bentuk rambut dan mata. Sementara itu secara kuantitatif didasarkan pada hasil antropometer. Ciri-ciri genotip didasarkan pada analisis biologi kimia terhadap gen manusia (keturunan)
Untuk memahami aneka variasi manusia ahli antopologi fisik menerapkan prinsip, konsep dan teknik ilmu lain seperti ilmu genetika, biologi kependudukan dan epidemologi
Manusia berdasarkan rasnya oleh A.L Kroeber digolongkan sebagai berikut :

No Jenis Ras Suku Bangsa Wilayah
1 Australoid Penduduk asli Australia Australia
2 Mongoloid Asiatic Mongoloid Asia Utara, Tengah, Timur
Malayan Mongoloid Asteng, Kep. Indonesia, Malaysia, Filipina, penduduk asli Taiwan
American Mongoloid Penduduk asli Amerika Utara & Selatan, Eskimo, hingga penduduk Terra del Feugo di amerika Selatan
3 Kaukasoid Nordic Eropa Utara sekitar Laut Baltik
Alpine Eropa Tengah dan Timur
Mediteranian Penduduk ali Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran
Indic Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka
4 Negroid African Negroid Benua Afrika
Negrito Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, Philipina
5 Ras Khusus Melanesian Irian/Papua, Melanesia
Bushman Gurun Kalahari, Afrika Selatan
Veddoid Pedalaman Sri lanka, Sulawesi Selatan
Polynesian Kepulauan Mikronesia dan Polynesia
Ainu Pulau Karafuto, Hokaido Jepang Utara

Adapun antropologi budaya meliputi:
a. Arkeologi yaitu ilmu sejarah kuno atau sejarah purba. Arkeologi berasal dari kata archaic yang berarti kuno. Disebut juga ilmu prasejarah atau prehistori karena mempelajari sejarah manusia sebelummengenal tulisan lewat peninggalan sejarah atau biasa disebut artefak. Artefak umumnya ditemukan pada situs (daerah temuan benda purbakala)
b. Etnolinguistik yaitu bagian antropologi yang mengkhususkan penelitian pada penyebaran bahasa manusia
c. Etnologi yaitu ilmu bagian dari antropologi budaya yang mencoba menelusuri asas-asas manusia. Pada perkembangannya terbagi menjadi 2 yaitu antropologi diakronik ( pendekatan descriptive integration/etnologi) dan antropologi sinkronik (pendekatan generalizing approach/ antropologi sosial)
d. Antropologi sosial budaya yaitu mempelajari budaya dan masyarakat. Istilah antropologi budaya digunakan di Amerika, antropologi sosial di Inggris sejak awal abad ke 20 untuk membedakannya dengan etnologi
Metode dalam antropolgi adalah etnografi dan metode etnografi bersifat mikro, holistik dan komparatif. Kegiatan antropologi di Indonesia mula-mula berpusat di dua universitas, yaitu UI dipelopori oleh Koentjoroningrat dengan pusat kajian Antropologi Budaya dan UGM dipelopori Prof. Teuku Yacob dengan pusat kajian Antropologi Fisik.


B. KEBUDAYAAN
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari ‘buddhi” (budi atau akal). Kebudayaan diartikan sebagai hal –hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Sedang dalam bahasa Inggris, kebudayaan dikenal dengan istilah culture yang berasal dari bahasa Latin “colere”, yaitu mengolah , mengerjakan tanah , membalik tanah atau diartikan bertani.
Definisi kebudayaan menurut beberapa ahli:
Ralph Linton
Kebudayaan adalah konfigurasi dan hasil dari tingkah laku yang dipelajari, yang unsur-unsur penentunya dimiliki bersama dan dilanjutkan oleh anggota masyarakat tertentu
E.B Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang komplek, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat
William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh anggotanya melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua anggota masyarakat
Koentjoroningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi
Kebudayaan merupakan sarana hasil karya , rasa dan cipta masyarakat
Kebudaan bersifat superorganik yaitu sebagai sesuatu yang turun temurun dari generasi ke generasi atau sesuatu yang bisa diwariskan ( Herskovits). Sementara itu Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri (cultural determinisme)

2. WUJUD KEBUDAYAAN
Apabila kita memperhatikan definisi kebudayaan menurut Koentjoroningrat, perwujudan budaya adalah
a. sistem gagasan, budaya yang bersifat abstrak tapi menentukan sifat, cara berfikir serta tingkah laku masyarakat pendukung budaya tersebut.
b. sistem tindakan atau sistem sosial meliputi perilaku dan bahasa, wujud budaya ini bersifat konkrit
c. hasil karya manusia, yaitu wujud konkrit dapat dilihat, diraba dan difoto, misalnya pakaian, alat produksi dan alat transportasi
Wujud budaya tersebut sejalan dengan wujud budaya menurut Hoxley yaitu mentifact, sosiofact dan artefact
Klasifikasi unsur budaya dari yang terkecil adalah
1. items, unsur budaya yang paling kecil
2. trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil
3. trait kompleks, gabungan dari beberapa item dan trait
4. cultural activity, atau aktivitas budaya merupakan gabungan dari beberapa komplek budaya
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya yang menyeluruh atau cultural universal.

3. KARAKTERISTIK BUDAYA
Budaya memiliki sifat universal, artinya terdapat sifat-sifat umum yang melekat pada setiap budaya, kapan pun dan dimanapun budaya itu berada. Adapun sifat itu adalah
a. kebudayaan adalah milik bersama
b. kebudayaan merupakan hasil belajar
c. kebudayaan didasarkan pada lambang
d. kebudayaan terintegrasi
e. kebudayaan dapat disesuaikan
f. kebudayaan selalu berubah
g. kebudayaan bersifat nisbi (relatif)
Dalam kebudayaan juga terdapat pola-pola perilaku (pattern of behavior) yang merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut.
Adapun subtansi atau isi utama budaya adalah:
a. sistem pengetahuan, berisi pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna sekitar tempat tinggal, zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya, tubuh manusia, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta ruang dan waktu.
b. sistem nilai budaya, adalah sesuatu yang dianggap bernilai dalam hidup
c. kepercayaan, inti kepercayaan itu adalah usaha untuk tetap memelihara hubungan dengan mereka yang sudah meninggal
d. persepsi, yaitu cara pandang dari individu atau kelompok masyarakat tentang suatu permasalahan
e. pandangan hidup, yaitu nilai-nilai yang dipilih secara selektif oleh masyarakat. Pandangan hidup dapat berasal dari norma agama (dogma), ideologi negara atau renungan atau falsafah hidup individu
f. etos budaya, yaitu watak khas dari suatu budaya yang tampak dari luar

4. BUDAYA LOKAL
Budaya lokal merupakan adat istiadat, kebudayaan yang sudah berkembang (maju) atau sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah yang terdapat disuatu daerah tertentu. Budaya lokal umumnya bersifat tradisional yang masih dipertahankan. Menurut Fischer, kebudayaan – kebudayaan yang ada di suatu wilayah berkembang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain lingkungan geografis, induk bangsa dan kontak antarbangsa. Dari pendapat tersebut dapatlah kita kaitkan dengan kebudayaan daerah yang ada di Indonesia yang memiliki ciri-ciri khusus antarwilayah sehingga beraneka ragam. Van Volenholen membagi masyarakat Indonesia ke dalam 19 lingkungan hukum adat yang oleh Koentjoroningrat disebut culture area. Setiap suku memilih mempertahankan pola-pola hidup yang sudah lama disesuaikan dengan penduduk sekitar mereka. Lingkungan geografis yang berbeda ada yang di gunung maupun dataran rendah dan tepi pantai, faktor ilkim dan adanya hubungan dengan suku luar menyebabkan perkembangan kebudayaan yang beraneka macam.
Contoh budaya lokal yang bersifat abstrak misalnya Kepercayaan Kaharingan (Dayak), Surogalogi (Makasar), Adat Pikukuh (Badui). Budaya lokal yang bersifat perilaku misalnya tari Tor-tor, tarian Pakarena, upacara Kasadha (Masyarakat Tengger), upacara ruwatan dengan menggelar wayang kulit berlakon “Murwokolo” (Masyarakat Jawa), orang Badui dalam berpakaian putih dan Badui luar berpakaian biru, Bahasa Batak dan lain-lain . Budaya lokal yang bersifat artefak misalnya rumah Gadang (Sumatera Barat), tiang mbis ( Suku Asmat), alat musik gamelan (Jawa)
C. POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA
1. POTENSI KEBERAGAMAN BUDAYA
Walaupun Indonesia menurut Van Volenholen terdiri dari 19 hukum adat, tetapi pada dasarnya Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang bermukim di wilayah yang tersebar dalam ratusan pulau yang ada di Inonesia. Tiap suku bangsa ini memiliki ciri fisik, bahasa, kesenian, adat istiadat yang berbeda. Dengan demikian dapat dikatakan bangsa Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya. Beberapa aspek keberagaman budaya Indonesia antara lain suku, bahasa, agama dan kepercayaan, serta kesenian. Kekayaan budaya ini merupakan daya tarik tersendiri dan potensi yang besar untuk pariwisata serta bahan kajian bagi banyak ilmuwan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan. Hal yang utama dari kekayaan budaya yang kita miliki adalah adanya kesadaran akan adanya bangga akan kebudayaan yang kita miliki serta bagaimana dapat memperkuat budaya nasional sehingga “kesatuan kesadaran “ atau nation bahwa kebudayaan yang berkembang adalah budaya yang berkembang dalam sebuah NKRI sehingga memperkuat integrasi.
Disatu sisi bangsa Indonesia juga mempunyai permasalahan berkaitan dengan keberagaman budaya yaitu adanya konflik yang berlatar belakang perbedaan suku dan agama. Banyak pakar menilai akar masalah konflik ialah kemajemukan masyarakat, atau adanya dominasi budaya masyarakat yang memilki potensi tinggi dalam kehidupan serta adanya ikatan primordialisme baik secara vertikal dan horisontal. Disamping itu kesenjangan antara dua kelompok masyarakat dalam bidang ekonomi, kesempatan memperoleh pendidikan atau mata pencaharian yang mengakibatkan kecemburuan sosial, terlebih adanya perbedaan dalam mengakses fasilitas pemerintah juga berbeda (pelayanan kesehatan, pembuatan KTP, SIM atau sertifikat serta hukum). Semua perbedaan tersebut menimbulkan prasangka atau kontravensi hingga dapat berakhir dengan konflik.

2. KARAKTERISTIK BUDAYA NASIONAL
Ki Hajar Dewantara mengemukakan kebudayaan nasional Indonesia adalah puncak-puncak kebudayaan daerah, menurut Koentjoroningrat kebudayaan nasional Indonesia adalah kebudayaan yang didukung sebagian besar rakyat Indonesia, bersifat khas dan dapat dibanggakan oleh warga Indonesia. Wujud budaya nasional
a. Bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai lambang kebangga nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai suku bangsa dan alat penghubung antardaerah dan antar budaya
b. Seni berpakaian, contohnya adalah pakaian batik yang menjadi simbol orang Indonesia dan non – Indonesia, serta pakaian kebaya
c. Perilaku, misalnya gotong royong (walaupun tiap daerah mempunyai nama yang berbeda, sambatan, gugur gunung,). Selain gotong royong juga ada musyawarah, misalnya , sistem aipem pada masyarakat Asmat, atau adanya balai desa tempat musyawarah tiap desa,atau honai, rumah laki-laki suku Dani serta subak pada masyarakat Bali. Contoh yang lain adalah ramah tamah dan toleransi. Menurut Dr Bedjo dalam tulisannya memaknai kembali Bhineka Tunggal Ika dituliskan konsep Bhineka Tunggal Ika berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951, juga merujuk pada sumber asalnya yaitu Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular pada abad XIV. Semboyan tersebut merupakan seloka yang menekankan pentingnya kerukunan antar umat yang berbeda pada waktu itu yaitu Syiwa dan Budha. Yang terpenting disini adanya wacana baru yang dikemukakan penulis tentang semboyan bangsa. Bhineka Tunggal Ika juga ditafsirkan sebagai “Ben Ika Tunggale Ika “ (baca: ben iko tunggale iko, Bahasa Jawa – red). Kata ‘ben” artinya biarpun, kata ‘ika’ dibaca iko yang artinya ‘itu atau ini’ dengan menunjuk seseorang atau sekelompok orang didekatnya atau di luar kelompoknya. Kata ‘tunggale’ artinya ‘sadulur’ atau ‘saudara’. Jadi kalimat diatas dapat dimaknai menjadi: Biarpun yang ini/itu saudaranya yang ini/itu dan lebih jauh lagi, makna dari Bhineka Tunggal Ika adalah paseduluran atau persaudaraan. Dengan persaudaraan sebagai sebuah keluarga besar yang dilahirkan oleh Ibu Pertiwi yang bermakna Indonesia. Jadi memang kerukunan dan toleransi merupakan akar budaya nasional
d. Peralatan, banyak sekali peralatan, materi atau artefak yang menjadi kebanggaan nasional misalnya Candi Borobudur dan Prambanan, Monas

3. HUBUNGAN BUDAYA LOKAL DAN BUDAYA NASIONAL
Budaya lokal yang bernilai positif, bersifat luhur dapat mendukung budaya nasional. Dalam pembangunan kebudayaan bangsa, nilai-nilai budaya positif baik budaya daerah perlu dipertahankan dan dikembangkan karena justru menjadi akar atau sumber budaya nasional. Mengingat budaya bangsa merupakan “hasil budidaya rakyat Indonesia seluruhnya” maka cepat lambat pertumbuhannya tergantung kearifan peran serta seluruh masyarakatnya. Bagaimana peran keluarga, sekolah dan pemerintah menanamkan budaya daerah pada generasi berikutnya dan kearifan generasi muda dalam melestarikan budaya daerah.

D. SIKAP TOLERANSI DAN EMPATI
1. MASYARAKAT MAJEMUK
Masyarakat majemuk sering diidentikan oleh orang awan sebagai masyarakat multikultural. Uraian dari Supardi Suparlan dapat menjelaskan perbedaan tersebut. Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional yang biasa dilakukan secara paksa (coercy by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah nasional. Setelah PD II contoh masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan dan Suriname. Ciri yang mencolok dan kritikal majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau pemerintahan nasional dengan masyarakat suku bangsa dan hubungan di antara masyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional.
Menurut Pierre L. Van den Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat majemuk:
(1) terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain
(2) memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer
(3) kurang mengembangkan konsensus diantara para anggota-anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar
(4) secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain
(5) secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan dalam bidang ekonomi
(6) adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain
Disini Supardi Suparlan melihat adanya dua kelompok dalam perspektif dominan-minoritas, tetapi sulit memahami mengapa golongan minoritas didiskriminasi, karena besar populasinya belum tentu besar kekuatannya. Konsep diskriminasi sebenarnya hanya digunakan untuk mengacu pada tindakan-tindakan perlakuan yang berbeda dan merugikan terhadap mereka yang berbeda secara askripsi oleh golongan yang dominan. Yang termasuk golongan askripsi adalah suku bangsa (termasuk ras, kebudayaan sukubangsa, dan keyakinan beragama), gender , dan umur.
Dalam menganalisis hubungan antar suku bangsa dan golongan menurut Koentjoroningrat:
(1) sumber-sumber konflik
(2) potensi untuk toleransi
(3) sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa
(4) hubungan pergaulan antar suku – bangsa atau golongan tadi berlangsung

Adapun sumber konflik antar suku bangsa dalam negara berkembang seperti Indonesia, paling sedikit ada lima macam yakni
(1) jika dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama
(2) jika warga suatu suku bangsa mencoba memasukkan unsur-unsur dari kebudayaan kepada warga dari suatu suku bangsa lain
(3) jika warga satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama
(4) jika warga satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa secara politis
(5) potensi konflik terpendam dalam hubungan antar suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat

2. MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan kebudayaan. Tercakup dalam pengertian kebudayaan adalah para pendukung kebudayaan, baik secara individu maupun secara kelompok dan terutama ditujukan terhadap golongan sosial askripsi yaitu suku bangsa (dan ras) , gender dan umur. Ideologi multikulturalisme ini secara bergandengan tangan saling mendukung dengan proses demokratisasi, yang pada dasarnya adalah kesederajatan pelaku secara individual (HAM) dalam berhadapan dengan kekuasaan dan komuniti atau masyarakat setempat.
Jadi tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi demikian pula sebaliknya.

3. MEMBANGUN SIKAP KRITIS, TOLERANSI DAN EMPATI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Dalam mengatasi masyarakat majemuk , Parsudi Suparlan menawari sebuah menyebaran konsep multikulturalisme melalui LSM, dan pendidikan dari SD hingga PT. Alternatif penyelesaian masalah akibat keanekaragaman budaya adalah dengan melakukan strategi kebudayaan dimana memungkinkan tumbuh kembangnya keberagaman budaya yang menuju integrasi bangsa dengan tetap memperhatikan kesederajatan budaya-budaya yang berkembang. Untuk itu komunikasi antar budaya perlu dibangun disertai dengan sikap kritis, toleransi dan empati.